Minggu, 17 April 2011

makassar 2030

Ada Jalan Layang di Pantai Losari

Dari Belakang HGM ke Depan Fort Rotterdam

MAKASSAR -- Sebuah jalan pesisir berbentuk jalan layang yang menghubungkan belakang Hotel Golden Makassar dan depan Fort Rotterdam akan terbangun. Pilihan pembangunan jalan pesisir ini bersamaan dengan pembuatan fly over dari Jalan Haji Bau menuju Centre Ponit of Indonesia (CPI) di kawasan Pantai Losari.

Jalan pesisir ini dimaksudkan guna mengurangi kemacetan akibat terbangunnya CPI dan wisata keluarga Trans Studio di kawasan Tanjungbunga. Apalagi, jumlah pengunjung di Trans Studio saja diprediksi mencapai 200 ribu pada hari libur.

Perencanaan pembangunan CPI telah memasuki tahapan desain jalan. Jalan pesisir ini berbentuk setengah lingkaran. Konstruksi jalan dibuat melayang sehingga tidak memerlukan reklamasi pantai di belakang kawasan pertokoan itu. Selain jalan darat yang dibuat melayang, juga direncanakan jalur monorail di sepanjang jalan pesisir tersebut.

Pembangunan jalan pesisir ini untuk mencegah kemacetan akibat bottle neck di Jalan Penghibur dan Jalan Somba Opu telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang pesisir. Selain itu, juga telah dicantumkan dalam rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Kota Makassar.

800 Ribu Kubik Tanah

Sementara itu, setelah mendapat persetujuan Presiden RI, Pemprov Sulsel akhirnya memulai pembangunan megaproyek CPI. Pada Jumat-Sabtu pekan ini akan dilakukan penimbunan untuk pembuatan akses jalan ke lokasi CPI di Tanah Tumbuh.

Akses jalan yang akan dibuat sepanjang 700 meter dengan menggunakan sebanyak 800 ribu kubik tanah yang akan didatangkan dari Gowa, Pangkep, dan Takalar. "Pekan ini kami mulai penimbunan akses jalan ke CPI," kata Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman Sulsel, Syarif Burhanuddin, Senin, 16 Maret.

Untuk keperluan penimbunan jalan itu, pihaknya sudah memasang patok di sepanjang lokasi penimbunan akses jalan. Rencananya, tahun depan proyek CPI sudah ditawarkan ke investor. Sudah ada empat investor dari luar dan dalam negeri yang mengajukan penawaran melalui Badan Penanaman Modal Daerah (Sulsel, red)," kata Syarif. Hanya saja, Syarif tidak menyebut investor dimaksud.

Satuan Kerja CPI, Jumras, menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan pengukuran untuk penimbunan akses jalan. Setelah itu akan dikeluarkan surat perintah dimulainya pengerjaan penimbunan jalan. "Kemungkinan penimbunan dilakukan Jumat atau Sabtu pekan ini. Kami masih fokus melakukan pengukuran dan pemasangan batu di sepanjang lokasi penimbunan jalan," kata dia.

Sementara konsultan pembangunan CPI, Dani Pomanto, menjelaskan, segera melengkapi studi megaproyek tersebut. Tahun ini Detail Enginering Design sudah rampung sehingga sudah bisa ditawarkan ke para investor.

Dani menyebutkan, ada beberapa zona di CPI di antaranya zona golf, zona bisnis, zona pariwisata, dan zona perhotelan. "Pekan ini konsep pembagian zona disusun, lalu diserahkan ke investor zona mana yang mereka minati," jelas Dani sembari menyebut total luas lahan CPI mencapai 157 hektare. (ram) Harian Fajar

Ekometro dan Monorel di CPI

MAKASSAR -- Bagaimana wajah Makassar di tahun 2016? Ada monorel, ada ekometro, dan ada jalan layang. Semua itu terkait di kawasan Centre Point of Indonesia (CPI). Monorel dan jalan layang ini untuk antisipasi penumpukan kendaraan menuju kawasan CPI. Monorel di kawasan CPI terintegrasi dengan jalur monorel kota. Jalur itu terhubung hingga ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Sementara Pembuatan jalan layang atau fly over ada dua. Satu dari Jalan Haji Bau menuju CPI. Satu lagi di belakang Hotel Makassar Golden hingga depan Fort Rotterdam. Ekometro atau terminal induk terintegrated dengan dua jalan layang tadi.

Konsultan megaproyek CPI, Dani Pomanto, menjelaskan, nantinya akan dibuat moda transportasi khusus dengan monorel dari Bandara Sultan Hasanuddin lalu masuk ke CPI. "Jadi ada pembenahan sistem transportasi Makassar yang disebut ODOT (one day one ticket, red)," terang Dani, Rabu, 18 Maret.

Dalam sistem transportasi khusus ini, busway akan menjadi moda utama kemudian petepete dan taksi menjadi vider pertama. Sedang becak dan ojek menjadi vider kedua. Menurut Dani, tidak ada penghapusan angkutan umum yang sudah ada saat ini.

"Semua angkutan akan diakomodasi dalam terminal induk di CPI itu. Tidak akan ada penghapusan angkutan tradisional dengan kehadiran busway nantinya," papar Dani meyakinkan. Rencananya, kata Dani, dalam waktu dekat ini pihaknya akan rapat dengan istansi terkait untuk merancang prakonstruksi pembangunan jalan layang di Jalan Haji Bau simpul Jalan Rajawali. "Model jalan layang itu nantinya akan melingkar," jelas Dani.

Kepala Bagian Tata Pemerintahan Pemkot Makassar, Gani Sirman, mengaku sudah mengetahui rancangan jalan lingkar tersebut. Pihaknya pun siap memfasilitasi jika nantinya akan dilakukan pembebasan lahan. "Pada dasarnya pemkot siap membantu kelancaran megaproyek itu," kata Gani. (*) Harian Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar